Jumat, 30 November 2012

kesempurnaan (Dinda)


Awal setelahku bertemu denganmu
Hidupku terasa lebih berwarna
Layaknya kertas polos tertumpahkan cat air
Warna yang terkesan dan berarti besar dalam hidupku

Aku tak tahu apa yang salah
Mengapa semua berbeda menjadi lebih indah
Perbedaan membawa kebahagiaan dan makna besar
Begitu berarti layaknya emas yang ditemukan di lautan

Aku merasakan getaran saat bersama dirimu
Getaran cinta yang tak terungkapkan rasanya
Kau mengirim getaran itu pada hati ku
Yang membuatku menjadi tergila-gila

Ku sadari.. sebelum bertemu dengan mu
Hidupku selalu dihantui mimpi mimpi buruk
Dan kau telah hadir menutupi mimpi buruk itu
Karena kamu adalah mimpi indah ku

Semua ini berawal dari pertemuan kita yang sangat sederhana
Sederhana membuatnya menjadi sempurna
Dari situ lah aku belajar tentang semuanya
Sederhana awal dari kesempurnaan

IBU (Fido)


Ibu kau mengandung 9 bulan
Sampai engkau melahirkanku dengan susah paya
Engkau merawatku sampai aku tumbuh besar
Engkau juga merawatku tanpa pamri
Dan engkau juga merawatku dengan penuh kasih saying

Ibu kau mengajariku berjalan sampai aku bisa berjalan
Engkau juga mengajariku berbicara sampai aku bisa
Ibu kau bagaikan malaikatku
Dikala aku sedih engkau selalu ada untuk menghiburku

Ibu.. aku juga merasa engkaulah pahlawanku
Setiap aku kesusahan engkau selalu ada untuk membantuku
Ibu... bekerja keras
Untuk menafkahiku
ibu... terima kasih atas pengorbananmu
Yang engkau berikan kepada ku
Ibu...

(Akane)


Jangan lagi
Awan gelap luruh lah kau dari hati
Jangan lagi kau disini
Lelah sudah jiwa ini menangisi
Ku ingin nikmati sinar mentari

Embun pagi hapus segala resah ini
Aku tak ingin kau kembali
Bebaskanku dari cinta yang tak pasti
Kurelakan engkau pergi
Jangan lagi ada disini
Jangan lagi kau kembali

Krawang-bekasi (Anggoro)


Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan
mendegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan
dan harapan atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno,menjaga Bung Hatta,menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu

dipanggang diatas apimu, digarami lautmu Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh


Sesal (Sabrina)


Ku menyayangi malaikat yang telah mengantarku ke dunia ini

Sungguh sangat menyayanginya

Ku rela melakukan apapun

Demi kebahagiaannya

Telah dilahirkannya diriku dengan susah payah

Dengan darah dan air mata.

Hingga saat itu datang…

Saat dimana Kau mengambilnya dariku,

Mengambil kasih sayang dan cinta kasihnya untukku,

Selamanya…

Ku sangat membenci-Mu, Tuhan!

Kau telah biarkan aku merana,

Terpenjara dalam kegelapan dan kesedian yang mengiris hati ini.

Inikah yang Kau berikan kepadaku?

Kepada seorang hamba-Mu yang sangat mencintai ibunya?

Semakin lama, akhirnya kusadari,

Kebencian ini terhadap-Mu tak akan membuat ibuku kembali padaku.

Tapi kebencian ini semakin membuatku tersiksa,

Menjadikanku menyesal dan kehilangan arah…

Akhirnya kusadari,

Ganjalan dalam hati ini, adalah salahku!

Maafkan aku, Tuhan…

Kini ku tahu…

Jika saja dahulu ku juga mencintai-Mu,

Tak melupakan-Mu, dan…

Lebih mencintai-Mu daripada siapapun,

Juga rela melakukan apapun untuk Engkau,

Dan jika aku…

Menyayangi ibuku karena cintaku yang begitu besar pada-Mu,

Mungkin sekarang aku sedang bersenda gurau dengan ibuku,

Mungkin juga sekarang…

Aku tak akan menangis di atas tumpukan tanah,

Tanah yang masih baru dan bertabur bunga ini!

Ya Tuhan, maafkanlah aku,

Seharusnya aku lebih bersyukur atas segala karunia-Mu

Atas nafas yang telah Kau anugerahkan kepadaku

Dan juga atas rahmat-Mu untuk hidup di dunia ini

Apakah Engkau masih mau menerima cintaku?

Taubat dan maafku ini kepada-Mu?

Setelah segala kesalahan yang telah kulakukan?

Apalah arti sesalku ini, oh Tuhan,

Jika Engkau tak mau menerima cintaku kembali…

Karena kini…

Hanya Engkau yang ku miliki,

Karena kini…

Hanya Engkau yang tersisa di hidup ini.

(Motty)


Mungkin aku mengerti
Bagaimana perihnya panas matahari menyengat dedaunan..
Karena aku rasakan perih yang sama ketika kau tak hadir dimimpiku

Mungkin aku mengerti
Bagaimana rasanya ketika
hujan membasahi mereka..
Karena itu sejuk yang kurasa
Ketika kau ada disisiku

Dan
Mungkin aku mengerti
Bagaimana rasanya ketika daun the kehilangan pucuknya
Ketika aku kehilanganmu, orang lain dapat merasakan manisnya bersamamu

Untuk indonesia (Salsabila)


Untuk Indonesia...
Kau korbankan nyawamu
Kau tinggalkan keluargamu
Semangat membara dijiwamu
Tak sedikitpun
Terlintas rasa takut

Untuk Indonesia...
Kau taklukkan penghalang negeri
Kau korbankan waktumu
Kau relakan semuanya
Tanpa pamrih

Untuk Indonesia...
Hari-harimu diwarnai
Oleh pembunuhan dan pembantaian
Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan

Hancur lebur tulang-belulangmu
Berlumur darah sekujur tubuh
Tubuhmu hancur
Hilang entah kemana
Hanya jasamu bisa kukenang

Demi pengorbananmu
Demi tulangmu
Demi darahmu
Aku perjuangkan negeriku ini, Indonesia

Kamis, 29 November 2012

Ayah (Ardelia)


Waktu terus berlalu

Perjalanan hidup masih kau tempuh

Tak ada kata jenuh

Tak ada kata malas

Dan tak ada kata lelah sedikitpun

Ayah....

Tidak ada kata putus asa di ucapanmu

Kau lewati hari dengan semangat

Semua kau lakukan dengan senang hati

Ayah....

Banyak nilai hidup yang kau berikan kepadaku

Kau mendidiku dengan kasih sayag yan tulus

Dan kau ajarkan aku tentang makna kehidupan

Ayah....

Betapa mulianya hatimu ini

Kau korbankan segalanya demi aku

Kau banting tulang hanya untuk aku

Dan kau sangat sabar untuk merawatku

Ayah....

Kan ku jaga setiap nasehatmu

Terima kasih ayah...

Persahabatan (Awanda)


Tahukah kau sobat???


Bahwa segala luka yang menyobek hatimu


Dapat juga ku rasakan dan menusuk jiwaku


Bahwa darah yang menetes dari luka itu


Seiring air mata yang mengalir di pipiku

Sadarkah kau sobat???


Bahwa kepedihan yang selalu tampak di wajahmu


Adalah mimpi terburuk yang membebaniku


Bahwa sikap dinginmu untukku


Adalah pedang yang terus menghujam dadaku

Dulu secercah tawamu yang indah


Selalu menggelitik jiwaku untuk tersenyum


Tapi kini semua tlah berubah


Dan bukan lagi kebahagiaan
yang mamapu kau berikan padaku

Karena sahabat…


Kau khianati aku


dan kau cemari ikatan kita


Kau dengan mudah melepas jemariku


Padahal kau melihat aku
Rapuh tanpa kau di sampingku

Aku ingin kau jadi sahabat seumur hidupku


Tapi sebuah sungutan yg selalu ku dapat


Bila ku salah…


Sebuah nasehat yang selalu membimbingku bila ku marah


Takkan pernah jadi milikku


Kemana aku harus mencari semua???

Pelangi (Azza)


Pelangi,
Kau mengingatkanku
pada suatu masa
Suatu masa dimana
aku dan dia bertemu
Bertemu disaat
yang sangat berkesan dalam hidupku

Pelangi,
Kau selalu
kunantikan bersamanya
Tetapi kini kau
hanya menambah rasa pahit didalam hati ini
Betapa bahagianya
diriku saat itu
Dan betapa
malangnya diri ini sekarang

Pelangi,
Kau adalah awal
dan akhir dalam pertemuan ini
Pertemuan yang
akan selalu kuabadikan, dan
Perpisahan yang
akan ku kenang untuk selamanya

Pelangi,
Terimakasih atas
segalanya
Segala hal
terindah…
Terukir di hidupku

Guntur (Bella alifya)


Saat matahari sudah lelah
seketika langit menangis
tangisan yang membasahi sabtu siangku
angin yang berlari dengan cepat
secepat itu pula kesedihan itu datang
ditemani gelapnya langit
kunikmati kesunyian hariku

Dingin...
betapa bekunya diriku
terdiam sembari menikmati suara
suara yang menjadi pengiring siangku
suara menggelegar dari langit
bagaimana bisa suara itu muncul?
jendela pun sampai tersentak mendengarnya

Tetapi..
seiring dengan lamunanku
suara itu pun terdengar lagi
tersadar pula diriku kalau itu suara guntur
langit yang menggelegar di siang hari
suara menggelegar yang menjadi penenang
penenang sabtu siangku yang kelam

Hujan (Hanindita)


disaat awan nimbus mulai tampak
dan hujan mulai turun
menghantam bumi ini

bahagia rasanya,
bisa menyaksikan hujan
membasahi dunia luar
bisa menikmati
indahnya ritme hujan

hujan datang menyapu kegelisahanku
dengan segudang memori
yang tak terlupakan

kuberharap hujan takkan pernah pergi
kuberharap hujan datang lagi
agar ku kan kembali menikmati

kunang-kunang (Cyndhi)


Kau takkan percaya
Jika kau dapat melihat
Sepuluh juta kunang-kunang
Menerangi dunia di malam hari

Disaat kau terlelap
Disaat kau bermimpi
Mereka terbang menghiasi
Menghiasi langit malam

Mereka mengelilingimu
Seolah ingin memelukmu
Mereka berterbangan bebas
Seolah mengajakmu menari

Betapa senangnya hati
Dimalam yang sunyi ini
Sepuluh juta kunang-kunang
Menemani malamku

Bulan bintang (Bowo)




aku memandang ke langit
aku menatapi bulan dan bintang
sinarnya amat terang
seakan memberikan senyuman padaku

aku memandang ke langit
kemudian ku tertunduk
kuterdiam dan membisu
lalu air mataku mengalir membasahi pipi

ku menatap ke langit
ku memandangi bulan dan bintang
kini sinarnya mulai memudar
seakan memahami kesedihan hati

ku memandangi bulan dan bintang
seakan begitu indah ciptaan tuhan
yang tak akan sirna hingga tiba waktunya
bulan bintang bahagiakan malam ku
dengan selalu bersinar dengan cahayamu
(Bowo)

Tikus berdasi (Rifell)




Tikus-tikus berdasi...
Kau gerogoti rejeki rakyat negri
meski kau berpakaian rapi
tapi tak malu telanjang hati
menghancurkan negri
Tumbangkan cita Proklamasi

Rakusnya tikus-tikus berdasi...
Buat miris hati ini
lihat rakyat kecil
ratapi nasip tak silih berganti

Tikus-tikus berdasi...
jangan racuni hati pemuda kami
jangan hancurkan masa depan kami
hanya demi kepentingan pribadi

Pemberantasan tak pernah henti
Tapi mengapa tetap jaya di sini
Wahai tikus-tikus berdasi!

kenangan (Rakha)





Kenangan……kenangan adalah sebuah ingatan akan sebuah kejadian

di masa lalu.kenangan di benakku akan dirimu , disaat kita bertemu

sampai disaat kita berpisah.ku tak bisa berhenti bertanya – Tanya pada

diriku..kenapa kau pergi !

Kau pergi…kau pergi dengan alas an yang tak kumengerti , kau hanya

meninggalkan ku dengan sebuah ingatan akan masa – masa d’saat kita

masih bersama. Tapi aku hanya bisa berharap bahwa waktu dapat diulang

kembali.dan ku kan memilih untuk bersama mu selamannya.

Semua salahku..karna ku lebih pertemanan dibadinggkan dirimu yang

sangat kucintai.tapi itu semua telah berlalu dan penyeselan selalu datang

di akhir.walapun sedih ini terasa menusuk - nusuk dadaku .Walau itu

semua hanya berupa kenangan belaka ku tak kan pernah melupakan

semua itu .kenangan…kenangan diantara kita berdua ~

TERIMA KASIH